News
Pamer di KPK, Siswa Kelas 2 SMP Buat Game Antikorupsi untuk iPad foto
Pamer di KPK, Siswa Kelas 2 SMP Buat Game Antikorupsi untuk iPad foto
Diposting oleh
Indonesia On The Move
di
22.45.00
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menetapkan satu tersangka baru dalam kasus wisma atlet. Seiring dengan itu, langkah KPK dalam pemberantasan korupsi mendapat dukungan dari siswa kelas 2 SMPN 2 Bandung.
Adalah Fahma Waluya Rosmansyah (14) sang inisiator dukungan tersebut. Dukungan itu diberikan Fahma dengan membuat sebuah aplikasi game pemberantasan korupsi untuk iPad.
Diantarkan kedua orang tua langsung dari Bandung, Fahma mendemonstrasikan game yang diberi nama 'Raid the Mice' itu di KPK. Tujuannya untuk mengenalkan game ciptaannya itu sekaligus meminta masukan dari KPK agar game tersebut lebih tepat sasaran dalam menyampaikan pesan.
"Saya minta tolong KPK untuk dilihat harus ada beberapa yang harus dibetulkan lagi. Saya masih dalam tahap belajar, jadi perlu banyak kritikan untuk lebih baik lagi," kata Fahma yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
Dalam demonstrasi game tersebut, terlihat tikus-tikus berdasi dengan perut buncit membawa uang. Tikus itu berdatangan dari sisi kanan layar iPad yang digunakan Fahma. Sementara, di sisi kiri layar sudah berdiri satu robot yang sudah siap dengan bola tenis dalam jumlah yang banyak.
Cara memainkannya pun tidak sulit. Pemain tinggal menyentuh tikus yang datang pada layar. Dengan begitu, sang robot akan melemparkan bola tenis ke arah tikus dan tikus pun mati.
"Di game ini kita melihat ada tikus-tikus yang senangnya mencuri uang sehingga kita harus memberantas tikus tersebut. Kita sebagai robot, harus memberantas koruptor sebagai tikus," ujar pria kelahiran 27 Mei 1998 itu.
Jika menang, pemain akan melihat tampilan akhir robot yang mengangkat kedua tangannya dan dikelilingi 4 pusara tikus. Namun, jika kalah, pemain akan menyaksikan sang robot terkapar dengan bola tenis berserakan di sekitarnya.
Diakui Fahma, inspirasi game tersebut muncul dari tontonannya di televisi. Tampilan koruptor yang sering keluar mobil untuk diperiksa dan disidang telah membuat dirinya ingin turut memberantas korupsi. Tentunya dengan dibekali pengetahuan dari orang tua.
"Saya hanya membantu pemberantasan (korupsi) lewat game," tutur remaja yang telah membuat 40 lebih aplikasi game ini.
Selain itu, Fahma juga mengakui karyanya ini masih belum sempurna sehingga belum bisa diluncurkan di apps store iPad. Maklum saja, game ini dikerjakannya dalam waktu satu bulan saat libur panjang sekolah.
Keunikan lain dari game ini terdapat pada latar musik yang digunakan. Selama menjalankan aplikasi, pemain akan digiring dengan iringan musik angklung. Hal ini sekaligus mengenalkan salah satu warisan buadaya Indonesia kepada para pengguna Ipad.
"Saya ingin mengangkat budaya. Angklung milik kita," tandas putra pasangan Yusep Rosmansyah dan Yusi Elsiano itu.
Anes Saputra - detikNews
Adalah Fahma Waluya Rosmansyah (14) sang inisiator dukungan tersebut. Dukungan itu diberikan Fahma dengan membuat sebuah aplikasi game pemberantasan korupsi untuk iPad.
Diantarkan kedua orang tua langsung dari Bandung, Fahma mendemonstrasikan game yang diberi nama 'Raid the Mice' itu di KPK. Tujuannya untuk mengenalkan game ciptaannya itu sekaligus meminta masukan dari KPK agar game tersebut lebih tepat sasaran dalam menyampaikan pesan.
"Saya minta tolong KPK untuk dilihat harus ada beberapa yang harus dibetulkan lagi. Saya masih dalam tahap belajar, jadi perlu banyak kritikan untuk lebih baik lagi," kata Fahma yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
Dalam demonstrasi game tersebut, terlihat tikus-tikus berdasi dengan perut buncit membawa uang. Tikus itu berdatangan dari sisi kanan layar iPad yang digunakan Fahma. Sementara, di sisi kiri layar sudah berdiri satu robot yang sudah siap dengan bola tenis dalam jumlah yang banyak.
Cara memainkannya pun tidak sulit. Pemain tinggal menyentuh tikus yang datang pada layar. Dengan begitu, sang robot akan melemparkan bola tenis ke arah tikus dan tikus pun mati.
"Di game ini kita melihat ada tikus-tikus yang senangnya mencuri uang sehingga kita harus memberantas tikus tersebut. Kita sebagai robot, harus memberantas koruptor sebagai tikus," ujar pria kelahiran 27 Mei 1998 itu.
Jika menang, pemain akan melihat tampilan akhir robot yang mengangkat kedua tangannya dan dikelilingi 4 pusara tikus. Namun, jika kalah, pemain akan menyaksikan sang robot terkapar dengan bola tenis berserakan di sekitarnya.
Diakui Fahma, inspirasi game tersebut muncul dari tontonannya di televisi. Tampilan koruptor yang sering keluar mobil untuk diperiksa dan disidang telah membuat dirinya ingin turut memberantas korupsi. Tentunya dengan dibekali pengetahuan dari orang tua.
"Saya hanya membantu pemberantasan (korupsi) lewat game," tutur remaja yang telah membuat 40 lebih aplikasi game ini.
Selain itu, Fahma juga mengakui karyanya ini masih belum sempurna sehingga belum bisa diluncurkan di apps store iPad. Maklum saja, game ini dikerjakannya dalam waktu satu bulan saat libur panjang sekolah.
Keunikan lain dari game ini terdapat pada latar musik yang digunakan. Selama menjalankan aplikasi, pemain akan digiring dengan iringan musik angklung. Hal ini sekaligus mengenalkan salah satu warisan buadaya Indonesia kepada para pengguna Ipad.
"Saya ingin mengangkat budaya. Angklung milik kita," tandas putra pasangan Yusep Rosmansyah dan Yusi Elsiano itu.
Anes Saputra - detikNews
0 komentar :
Posting Komentar