Kiprahnya di dunia mode dimulai dengan menjadi finalis Lomba Rancang Busana Muslim majalah Noor. Hingga kini, Dian Pelangi masih tercatat sebagai desainer termuda di APPMI. Blog pribadi Dian Pelangi menarik ribuan pengunjung dan menjadi inspirasi bagi banyak pembacanya.
Koleksi Dian yang sangat melejit adalah busana kasual jumputan dari bahan kaos. Jadi kalau Anda sering berpapasan dengan hijabers yang memakai pakaian bernuansa jumputan, itu tidak lain adalah bukti bahwa karya Dian memang memberi pengaruh besar pada gaya berpakaian para Hijabers.
Dian juga merupakan salah satu anggota komite dari Hijabers Community, yaitu komunitas hijabers wanita yang sedang naik daun akhir-akhir ini.
What’s next for Dian Pelangi?
Dengan ekspos media yang begitu luas, saya yakin hampir seluruh hijabers di Indonesia (yang aktif di sosial media) sudah tahu tentang terbitnya buku "Hijab Street Style by Dian Pelangi". Beberapa orang mengatakan bahwa ini adalah the most anticipated hijab book, yang saya amini karena memang kontennya yang berbeda dibanding buku lain. Satu-satunya buku yang sejenis, adalah The Sartorialist, masterpiece dari Scott Schuman yang memang menjadi inspirasi utama Dian melahirkan karya ini.
Dian Pelangi saat launching buku 'Hijab Street Style' di Sisterhood! event
Buku ini, bisa didapatkan di seluruh jaringan toko buku Gramedia mulai bulan Agustus, seharga Rp 99,500. Cukup murah, mengingat ketebalan buku mencapai 585 halaman, dengan kualitas kertas full color yang sangat baik.
Banyak hal yang bisa membuat kita berdecak kagum pada Dian atas terbitnya buku ini. Dian dan tim menghabiskan waktu kurang lebih 1 tahun untuk mengumpulkan foto para muslimah, para hijabers di seluruh kota besar di Indonesia, dan beberapa negara Asia Tenggara. Usaha yang dicurahkan terhitung luar biasa, terlepas dari sosok Dian yang ‘kebetulan’ memang pas diundang menjadi pengisi acara di kota-kota tersebut. Bila tidak dengan kebetulan itu pun, dia akan mengejar sendiri hijabers di kota-kota tersebut untuk diambil fotonya.
Kedua, harapan, atau lebih kepada ajakannya untuk para muslimah semua, untuk menjadikan hijab sebagai sebagai sarana beribadah kepada Tuhan (hablumminAllah) dan sekaligus mengajak kebaikan dengan sesama manusia (hablumminannas), by doing and looking good.
Apa yang ada di dalam bukunya? 700 muslimah berkerudung dalam fashion style dan gaya hijab masing-masing. Berbadan mungil, berisi, tinggi, tak terlalu tinggi, besar, kecil, berwajah bulat, chubby, persegi, lonjong, berkacamata, mahasiswa, ibu rumah tangga, pelajar, model, karyawan, pekerja, dan lain-lain. Tidak akan kita temui dominasi wajah tirus, tubuh tinggi menjulang, ber-make up sempurna, dan berjilbab cantik ala model. We’re perfect in our imperfection.
Kita bisa lihat di buku ini bahwa baju lengan panjang bergaris ini ternyata cocok dipadukan dengan cropped jacket berlengan pendek. Kita lihat gaya berjilbab bisa juga tidak harus berkesan feminin. Dan kita juga bisa definisikan gaya tertentu yang tidak sesuai karakter kita. 700 gaya hijab trendi dalam satu buku. Dan hampir semua orang yang ada di dalam buku ini anonim. Tidak ada keterangan siapa mereka dan baju merek apa yang mereka kenakan.
Yang bisa kita lihat dari buku adalah fakta bahwa ternyata banyak gaya yang lebih trendi dibandingkan gaya hijabers ibukota. Wow, mungkin banyak kota di Indonesia yang tidak punya akses belanja selengkap Jakarta. But this is an online world, honey!
Tapi selain itu, karena pengambilan foto ini adalah saat di mana tren busana muslim tie dye begitu semarak, maka sekitar 25-30% look yang terekam adalah menggunakan baju/hijab tie dye! Terlalu mencolok, tetapi mungkin juga buku ini akhirnya merekam tren yang sedang berkembang tahun lalu sampai awal tahun ini.
Satu lagi. Meski saya saya menyukai foto-foto yang ada di buku ini, lain kali Dian dan timnya sebaiknya memilih latar dan posisi pemotretan yang lebih baik. Lain kali? Yep, karena rencananya Dian akan merilis satu lagi buku hijab street style, kali ini untuk edisi internasional. Yay!
Apabila ingin tahu lebih banyak tentang Dian dan koleksinya, saya juga sempat mewawancarai Dian tentang fenomena jumputan yang dimulai olehnya.
Amalia Hayati, www.fashionesedaily.com
0 komentar :
Posting Komentar