Istana Cipanas terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Istana ini tepatnya berada di bawah kaki Dunung Gede sehingga pengunjung yang datang bisa merasakan kesejukan hawa pegunungan serta panorama yang begitu asri.
Staf Pengelola Istana Cipanas, Ade Supriyadi, mengatakan bahwa Istana Kepresidenan ini memiliki luas areal meliputi 26 heaktre sedangkan luas bangunan 7.760 meter persegi yang terdiri dari sebuah bangunan induk, enam buah paviliun, sebuah gedung khusus, dan dua buah bangunan yang lain, yaitu penampungan sumber air panas dan sebuah masjid.
“Bangunan Induk, yang secara resmi disebut Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas, berdiri di atas areal seluas 982 meter persegi. Sesuai dengan namanya, gedung ini merupakan gedung yang terbesar dibandingkan gedung-gedung lainnya yang ada di kompleks Istana. Gedung Induk merupakan gedung peristirahatan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya,” katanya ketika okezone berkesempatan keliling Istana Cipanas, Jawa Barat, belum lama ini.
Ade menjelaskan, Gedung Induk Istana Cipanas, sesuai dengan fungsinya terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang kerja, ruang rias, ruang makan, dan serambi belakang. Secara khusus, ruang tamunya berupa bangunan panggung yang berlantaikan kayu.
“Dalam salah satu ruangan, tepatnya di salah satu dinding lorong utama Gedung Induk, dipajang sebuah lukisan karya Soejono D.S, yang dibuatnya pada tahun 1958, dikenal dengan nama Jalan Seribu Pandang. Nama tersebut diabadikan kepada lukisan itu karena keistimewaannya, yaitu bahwa dari arah manapun, lukisan itu menarik dipandang mata. Lukisan Jalan Seribu Pandang judul aslinya adalah Jalan Menuju Kaliurang. Lukisan ini sangat spesial karena diminta langsung oleh Presiden Soekarno. Dan setelah melukis lukisan ini, pelukis tersebut tidak bisa melukis sebagus ini dengan obyek yang sama,” paparnya.
Di belakang Gedung Induk yang lokasinya terpisah, terdapat enam pavilliun, yakni Pavilliun Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, dan Abimanyu. Kemudian, terdapat dua lagi pavilliun, yakni Pavilliun Tumaritis I dan Pavilliun Tumaritis II yang lokasinya agak terpisah dari bangunan induk dan keenam Pavilliun.
“Pada era Presiden Soekarno, enam pavilliun ini dinamakan sebagai pandawa lima,” terangnya.
Masih di komplek Istana Cipanas, bagian belakang terdapat bangunan besar yang difungsikan sebagai Gedung Pemandian Air Panas karena di dalamnya terdapat kolam penampungan air panas dan bilik-bilik kamar mandi air panas. Pemandian air panas ini diperuntukkan bagi para tamu presiden yang sedang berkunjung ke Istana Cipanas.
Tidak jauh sebelum Gedung Pemandian, tampak sebuah danau terbuka yang berdiri di atas kolam pemancingan ikan. Selain itu, di sebelah kiri halaman belakang Gedung Induk juga terdapat sebuah bangunan masjid bernama Masjid Baiturrahim serta beberapa rangkaian bangunan kecil lainnya sebagai ruang perkantoran Istana. Di samping itu, di sisi sebelah kiri Gedung Induk tampak Rumah Kebun, tempat pembibitan serta perancangan taman bunga dan taman hutan istana.
Ade menyatakan, Istana Cipanas pernah menjadi saksi momen bersejarah yakni pada 13 Desember 1965, di mana ruang makan Gedung Induk pernah difungsikan sebagai tempat Kabinet Menteri bersidang dalam rangka penetapan perubahan nilai uang dari Rp1.000 menjadi Rp1. Kebijakan yang dibuat itu tepatnya pada masa Presiden Soekarno dan pada waktu Menteri Keuangan dijabat Frans Seda.
Selain itu, lanjut ade, pada 1971 Ratu Yuliana dari Belanda pernah singgah dan beristirahat di Istana Cipanas. Pada 2008, Ibu Ani Yudhoyono pernah mengajak dan memperkenalkan Istana Cipanas kepada ibu-ibu duta besar negara sahabat.
“Pada acara ini, Ibu Presiden Ani Yudhoyono mengundang 400 orang ibu-ibu duta besar negara sahabat yang berada di Indonesia dalam acara ‘Friendship Gathering’,” jelasnya.
Bagaimana caranya bisa dating ke Istana Cipanas? Ade menambahkan, masyarakat yang ingin berkunjung mempelajari sejarah dan melihat bangunan Istana Cipanas diharuskan membuat proposal yang ditujukan ke Kepala Istana Cipanas. Pengajuan proposal minimal sepekan sebelum kunjungan dan dapat dilakukan pada hari Senin sampai Kamis, dilanjutkan Sabtu hingga Minggu pada pukul 08.00 14.00 WIB.
“Prosedur ini sangat baku untuk dilakukan, baik pengunjung keluarga maupun rombongan. Setiap kunjungan yang dilakukan tidak dipungut biaya,” paparnya.
Untuk dapat melihat dan menyaksikan sejarah Indonesia di Istana Cipanas, aksesnya mudah karena lokasinya tepat di jalur Jalan Raya Puncak Bogor-Cianjur, tepatnya sebelah kanan jalan.
(ftr)
0 komentar :
Posting Komentar