News
Ini Rencana PLN Amankan Listrik 10 Tahun Mendatang
Ini Rencana PLN Amankan Listrik 10 Tahun Mendatang
Diposting oleh
Indonesia On The Move
di
14.54.00
Jakarta - PT PLN (Persero) memiliki Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2011-2020. Selama periode itu ada beberapa rencana strategis PLN untuk mengamankan pasokan listrik hingga 2020.
"Dalam RUPTL, PLN mengalokasikan 20% kelistrikan untuk energi terbarukan, khususnya untuk energi terbarukan geothermal dan hidro," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji di acara sosialisasi RUPTL di kantor PLN, Jakarta, Jumat (24/2/2012)
Ia mengatakan RUPTL ini bertujuan mengamankan sistem kelistrikan nasional hingga 2020. Nur menegaskan PLN tidak bekerja sendiri untuk merealisasikan rencana-rencana dalam RUPTL. "PLN akan menggandeng pihak-pihak swasta terkait ini," katanya.
Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsuddin menambahkan ke depannya terdapat pertumbuhan kelistrikan yang cukup tinggi untuk Indonesia Timur dan Barat di luar Jawa dan Bali sebesar 10,2%.
"Kalau hanya Jawa dan Bali 7-8% per tahun, kebutuhan terbesar masih di Jawa dan Bali," kata Murtaqi.
Murtaqi menjelaskan hingga tahun 2020 batubara masih menjadi sumber daya kelistrkan terbesar PLN karena cadangan batubara Indonesia sangat besar, dalam RUPTL juga PLN akan mengalokasikan energi terbarukan seperti pembangkit tenaga kelautan, angin, surya, gas batubara, biomas, mikro hidro, dan lain-lain.
Tercatat dalam RUPTL, rata-rata pertumbuhan kelistrikan nasional dalam sepuluh tahun ke depan diperkirakan sebesar 9,2 % per tahunnya. Jika dilihat berdasarkan daerah operasi, maka angka pertumbuhan kelistrikan di Jawa Bali diprediksi sebesar 8,97 % per tahun, Indonesia Barat 10,2 % per tahun, dan Indonesia Timur mencapai 10,6 % per tahun.
Sementara itu, penambahan pembangkit listrik untuk seluruh Indonesia sampai dengan 2020 diperkirakan mencapai 55.484 MW, dengan rata-rata penambahan pembangkit per tahunnya sebesar 5.500 MW. Sebagian besar penambahan pembangkit berasal dari PLTU.
Dari total penambahan pembangkit ini, 31.958 MW berasal dari pembangkit PLN dan 23.525 MW berasal dari IPP (Independent Power Producer). Penambahan pembangkit terbesar dalam sepuluh tahun kedepan berada di wilayah operasi Jawa Bali yang mencapai 36.222 MW, disusul Indonesia Barat 12.365 MW dan Indonesia Timur 6.896 MW.
Untuk mengembangan transmisi dan distribusi, direncanakan hingga tahun 2020 dapat terbangun 43.455 Km jaringan transmisi dengan pertambahan kapasitas trafo/Gardu Induk mencapai 116.722 MVA. Sedangkan di lini distribusi ke pelanggan, diprediksi dalam sepuluh tahun ke depan akan terdapat pertambahan pelanggan sebanyak 25,9 juta pelanggan.
Untuk Jaringan Tegangan Menangah (JTM) akan mencapai 172.459 Kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 236.835 Kms dan kapasitas trafo distribusi bertambah hingga 33.412 MVA.
Proyeksi kebutuhan investasi selama 10 tahun kedepan sebesar US$ 97,1 miliar atau rata-rata US$ 9,7 miliar per tahun.
(hen/dnl)
Feby Dwi Sutianto - detikFinance
"Dalam RUPTL, PLN mengalokasikan 20% kelistrikan untuk energi terbarukan, khususnya untuk energi terbarukan geothermal dan hidro," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji di acara sosialisasi RUPTL di kantor PLN, Jakarta, Jumat (24/2/2012)
Ia mengatakan RUPTL ini bertujuan mengamankan sistem kelistrikan nasional hingga 2020. Nur menegaskan PLN tidak bekerja sendiri untuk merealisasikan rencana-rencana dalam RUPTL. "PLN akan menggandeng pihak-pihak swasta terkait ini," katanya.
Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsuddin menambahkan ke depannya terdapat pertumbuhan kelistrikan yang cukup tinggi untuk Indonesia Timur dan Barat di luar Jawa dan Bali sebesar 10,2%.
"Kalau hanya Jawa dan Bali 7-8% per tahun, kebutuhan terbesar masih di Jawa dan Bali," kata Murtaqi.
Murtaqi menjelaskan hingga tahun 2020 batubara masih menjadi sumber daya kelistrkan terbesar PLN karena cadangan batubara Indonesia sangat besar, dalam RUPTL juga PLN akan mengalokasikan energi terbarukan seperti pembangkit tenaga kelautan, angin, surya, gas batubara, biomas, mikro hidro, dan lain-lain.
Tercatat dalam RUPTL, rata-rata pertumbuhan kelistrikan nasional dalam sepuluh tahun ke depan diperkirakan sebesar 9,2 % per tahunnya. Jika dilihat berdasarkan daerah operasi, maka angka pertumbuhan kelistrikan di Jawa Bali diprediksi sebesar 8,97 % per tahun, Indonesia Barat 10,2 % per tahun, dan Indonesia Timur mencapai 10,6 % per tahun.
Sementara itu, penambahan pembangkit listrik untuk seluruh Indonesia sampai dengan 2020 diperkirakan mencapai 55.484 MW, dengan rata-rata penambahan pembangkit per tahunnya sebesar 5.500 MW. Sebagian besar penambahan pembangkit berasal dari PLTU.
Dari total penambahan pembangkit ini, 31.958 MW berasal dari pembangkit PLN dan 23.525 MW berasal dari IPP (Independent Power Producer). Penambahan pembangkit terbesar dalam sepuluh tahun kedepan berada di wilayah operasi Jawa Bali yang mencapai 36.222 MW, disusul Indonesia Barat 12.365 MW dan Indonesia Timur 6.896 MW.
Untuk mengembangan transmisi dan distribusi, direncanakan hingga tahun 2020 dapat terbangun 43.455 Km jaringan transmisi dengan pertambahan kapasitas trafo/Gardu Induk mencapai 116.722 MVA. Sedangkan di lini distribusi ke pelanggan, diprediksi dalam sepuluh tahun ke depan akan terdapat pertambahan pelanggan sebanyak 25,9 juta pelanggan.
Untuk Jaringan Tegangan Menangah (JTM) akan mencapai 172.459 Kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 236.835 Kms dan kapasitas trafo distribusi bertambah hingga 33.412 MVA.
Proyeksi kebutuhan investasi selama 10 tahun kedepan sebesar US$ 97,1 miliar atau rata-rata US$ 9,7 miliar per tahun.
(hen/dnl)
Feby Dwi Sutianto - detikFinance
0 komentar :
Posting Komentar